Tips menguatkan iman
Ada beberapa tips yang kita lakukan agar iman tetap kuat dalam hati. Tips ini di jelaskan oleh syaikh Shalih al Munajjid dalam buku beliau wasailit tsabat ‘ala dinillah [ sarana istiqamah diatas din Allah ] dengan panjang lebar. Karena keterbatasan lembar pada halaman ini, kami akan sebutkan beberapa saja, diantaranya ;
Ada beberapa tips yang kita lakukan agar iman tetap kuat dalam hati. Tips ini di jelaskan oleh syaikh Shalih al Munajjid dalam buku beliau wasailit tsabat ‘ala dinillah [ sarana istiqamah diatas din Allah ] dengan panjang lebar. Karena keterbatasan lembar pada halaman ini, kami akan sebutkan beberapa saja, diantaranya ;
Pertama : Akrab dengan Al Qur’an. Al Qur’an merupakan petunjuk utama
mencapai tsabat. Al Qur’an adalah tali penghubung yang amat kokoh antara
hamba dengan Rabbnya. Siapa akrab dan berpegang teguh dengan Al Qur’an
niscaya Allah memeliharanya; siapa mengikuti Al Qur’an, niscaya Allah
menyelamatkannya; dan siapa yang mendakwahkan Al Qur’an, niscaya Allah
menunjukinya ke jalan yang lurus. Dalam hal ini Allah berfirman:
“Orang-orang kafir berkata, mengapa Al Qur’an itu tidak diturunkan
kepadanya sekali turun saja? Demikianlah supaya Kami teguhkan hatimu
dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar).” (Al
Furqan: 32-33).
Beberapa alasan mengapa Al Qur’an dijadikan sebagai sumber utama
mencapai tsabat adalah: Pertama, Al Qur’an menanamkan keimanan dan
mensucikan jiwa seseorang, karena melalui Al Qur’an, hubungan kepada
Allah menjadi sangat dekat. Kedua, ayat-ayat Al Qur’an diturunkan
sebagai penentram hati, menjadi penyejuk dan penyelamat hati orang
beriman sekaligus benteng dari hempasan berbagai badai fitnah. Ketiga,
Al Qur’an menunjukkan konsepsi serta nilai-nilai yang dijamin
kebenarannya. Karena itu, seorang mukmin akan menjadikan Al Qur’an
sebagai ukuran kebenaran. Keempat, Al Qur’an menjawab berbagai tuduhan
orang-orang kafir, munafik dan musuh Islam lainnya.
Orang yang akrab dengan Al Qur’an akan menyandarkan semua perihalnya
kepada Al Qur’an dan tidak kepada perkataan manusia. Maka, betapa agung
sekiranya penuntut ilmu dalam segala disiplinnya menjadikan Al Qur’an
berikut tafsirnya sebagai obyek utama kegiatannya menuntut ilmu.
Banyak manusia yang mencari ketenangan, keistiqamahan dan ketentraman
diri. Tapi jarang diantara mereka yang dekat dengan al qur’an. Tidak
mau menghafalnya, memahami maknanya dan bahkan malas untuk membacanya.
Belum satu halaman selesai sudah menguap berkali-kali. Apalagi
menyempatkan untuk mengkaji isinya, lebih berat lagi. Padahal ketenangan
dan ketentraman hanya didapat dengan dekat pada Allah lewat al qur’an.
Kedua : Iltizam (komitmen) terhadap syari’at Allah. Allah berfirman:
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang
teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akherat. Dan Allah menyesatkan
orang-orang yang zhalim. Dan Allah berbuat apa saja yang Ia kehendaki.”
(Ibrahim: 27)
Di ayat lain Allah menjelaskan jalan mencapai tsabat yang dimaksud. “Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih meneguhkan (hati mereka di atas kebenaran).” (An Nisa’: 66)
Di ayat lain Allah menjelaskan jalan mencapai tsabat yang dimaksud. “Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih meneguhkan (hati mereka di atas kebenaran).” (An Nisa’: 66)
Karena itu, menjelaskan surat Ibrahim di atas Qatadah
berkata:-”Adapun dalam kehidupan di dunia, Allah meneguhkan orang-orang
beriman dengan kebaikan dan amal shalih sedang yang dimaksud dengan
kehidupan akherat adalah alam kubur.” (Ibnu Katsir: IV/421)
Maka jelas sekali, sangat mustahil orang-orang yang malas berbuat
kebaikan dan amal shaleh diharapkan memiliki keteguhan iman. Karena itu,
Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam senantiasa melakukan amal shaleh
secara kontinyu, sekalipun amalan itu sedikit. Demikian pula halnya
dengan para sahabat. Komitmen untuk senantiasa menjalankan syariat Islam
akan membentuk kepribadian yang tangguh, dan iman pun menjadi teguh.
Ketiga : Mempelajari Kisah Para Nabi. Mempelajari kisah dan sejarah
itu penting. Apalagi sejarah para Nabi. Ia bahkan bisa menguatkan iman
seseorang. Secara khusus Allah menyinggung masalah ini dalam firman-Nya:
“Dan Kami ceritakan kepadamu kisah-kisah para rasul agar dengannya Kami
teguhkan hatimu dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran ,
pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (Hud: 120)
Sebagai contoh, marilah kita renungkan kisah Ibrahim Alaihis Salam
yang diberitakan dalam Al Qur’an: “Mereka berkata, bakarlah dia dan
bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak. Kami
berfirman, hai api menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi
Ibrahim. Mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim maka Kami jadikan
mereka itu orang-orang yang paling merugi.” (Al Anbiya’: 68-70)
Bukankah hati kita akan bergetar saat merenungi kronologi pembakaran nabi Ibrahim sehingga ia selamat atas izin Allah? Dan bukankah dengan demikian akan membuahkan keteguh-an iman kita? Lalu, kisah nabi Musa Alaihis Salam yang tegar menghadapi kezhaliman Fir’aun demi menegakkan agama Allah. Bukankah kisah itu mengingatkan kekerdilan jiwa kita dibanding dengan nabi Musa?
Bukankah hati kita akan bergetar saat merenungi kronologi pembakaran nabi Ibrahim sehingga ia selamat atas izin Allah? Dan bukankah dengan demikian akan membuahkan keteguh-an iman kita? Lalu, kisah nabi Musa Alaihis Salam yang tegar menghadapi kezhaliman Fir’aun demi menegakkan agama Allah. Bukankah kisah itu mengingatkan kekerdilan jiwa kita dibanding dengan nabi Musa?
Tak sedikit umat Islam sudah merasa tak punya jalan karena kondisi
ekonomi yang kurang menguntungkan misalnya, sehingga mau saja saat
diajak kolusi dan berbagai praktek syubhat lain oleh koleganya. Lalu
mereka mencari-cari alasan mengabsahkan tindakannya yang keliru. Dan
bukankah karena takut gertakan penguasa yang tiranik lalu banyak di
antara umat Islam (termasuk ulamanya) yang menjadi tuli, buta dan bisu
sehingga tidak melakukan amar ma’ruf nahi mungkar?. Bahkan sebaliknya
malah bergabung dan bersekongkol serta melegitimasi status quo
(menganggap yang ada sudah baik dan tak perlu diubah).
Bukankah dengan mempelajari kisah-kisah Nabi yang penuh dengan perjuangan menegakkan dan meneguhkan iman itu kita menjadi malu kepada diri sendiri dan kepada Allah? Kita mengharap Surga tetapi banyak hal dari perilaku kita yang menjauhinya. Mudah-mudahan Allah menunjuki kita ke jalan yang diridhaiNya.
Bukankah dengan mempelajari kisah-kisah Nabi yang penuh dengan perjuangan menegakkan dan meneguhkan iman itu kita menjadi malu kepada diri sendiri dan kepada Allah? Kita mengharap Surga tetapi banyak hal dari perilaku kita yang menjauhinya. Mudah-mudahan Allah menunjuki kita ke jalan yang diridhaiNya.
Keempat : Berdo’a. Di antara sifat hamba-hamba Allah yang beriman
adalah mereka memohon kepada Allah agar diberi keteguhan iman, seperti
do’a yang tertulis dalam firmanNya:
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
“Ya Rabb, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan setelah Engkau beri petunjuk kepada kami.” (Ali Imran: 8).
Agar hati tetap teguh maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
banyak memanjatkan do’a berikut ini terutama pada waktu duduk takhiyat
akhir dalam shalat.
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ.
“Wahai (Allah) yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku pada din-Mu.” (HR. Turmudzi)
Banyak lagi do’a-do’a lain tuntunan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam
agar kita mendapat keteguhan iman. Mudah-mudahan kita senantiasa
tergerak hati untuk berdo’a utamanya agar iman kita diteguhkan saat
menghadapi berbagai ujian kehidupan.
Itulah beberapa tips untuk menguatkan keimanan. Kita memohon pada
Allah Ta’ala untuk dimudahkan dalam menjalaninya. Dan kita juga berdo’a
agar dijauhkan dari hal-hal yang menjadikan rusaknya keimanan. Tidak ada
daya dan kekuatan kecuali hanya milik Allah Ta’ala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar